Bowling sebenarnya termasuk
olahraga tua, yaitu dikenal sekitar 7000 tahun yang silam dengan pembuktian
para ahli yang menemukan dalam kuburan-kuburan tua Mesir Kuno. Permainan lempar
melempar juga ditemui pada jaman Romawi, Phunicia dan Karthago namun
bukti-bukti belumlah tersedia. Akan tetapi yang pasti pada tahun 1950 sebelum
Masehi ketika Julius Caesar berkuasa, rakyat di daerah Alpine, Italia gandrung
memainkan apa yang disebut “Bocce”. Banyak nama untuk menyebutkan permainan itu
kemudian, yaitu Bowls Skittles, Kegling Nine Pin, Dutch Pin dan Quilles.
Berdasarkan catatan, orang Jerman pertama yang memainkan bowling dikaitkan
dengan upacara Agama. makdsudnya ialah Kegle diibaratkan setan. Orang
dipersilahkan menggunakan batu atau semacam bola yang tertuju pada Kegle,
andaikata semua rubuh berarti kehidupannya bersih.
Abad ke 14, permainan Bowling
terkenal di Inggris. Meskipun mendapat tantangan, bahkan raja Edward III
mengeluarkan undang-undang untuk menghentikan permainan itu, tapi tak mampu
menghambat. Tahun 1455 yang semula hanya dilakukan di lapangan beranjak ke
gelanggang di bawah atap. Di Irlandia, Skotlandia dan pada tahun 1600 - an
mulai dikenal di Amerika yang dibawa oleh orang - orang Belanda, bahkan pada
tahun 1895 terbentuk organisasi Bowling Amerika (American Bowling Congress) dan
kini peminat olahraga itu sekitar 10 juta orang. Kemajuan teknologi membawa
perubahan besar dari Amerika Serikat menyebar ke benua Eropa dan pada tahun
1960 - an memasuki benua Asia Seperti Jepang, Philippina, Muangthai, Singapura
dan pada tahun 1970 di Jakarta. Bowling, nama asli olahraga yang mulai populer
di Indonesia tahun 1970 ini. Tahun 1983 mulai diperkenalkan istilah dalam
bahasa Indonesia dengan nama Bowling, yaitu singkatan dari bola gelinding oleh
menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Achmad Thahir ketika menjadi ketua
panitia kejuaraan Bowling antar klub memperebutkan piala Presiden Soeharto.
Ketika pertumbuhan ekonomi di Indonesia semakin mantap, di Hotel Kartika Plaza
pada tahun 1970, tepatnya bulan Agustus dibuka sebuah pusat olahraga Bowling
dengan 16 jalur (lines), mesin buatan Brunswick. Dalam waktu yang amat singkat,
jenis permainan ini menarik banyak peminat dari berbagai kalangan pengusaha,
pegawai, ABRI, mahasiswa, pelajar, bintang film dan ibu-ibu rumah tangga.
Bermula dari hasrat mengendorkan urat syarat, bersantai dan mengisi waktu
luang, tapi lama-kelamaan terpikir untuk menadu kepandaian antar satu sama
lain. timbulah kompetisi, juga timbul hasrat bergabung dalam suatu kelompok.
Munculah nama-nama perkumpulan olahraga Bowling seperti : The Metropolitan
Commercial, Berkat, Th. Cutter, Free Lance, Alexander, Amore Club, The Step,
Aki Jenggot, Tjendana dan Biangos. Lahirnya berbagai klub mengilhami berdirinya
suatu wadah organisasi, yang bisa mengawasi perkembangan klub dan memikirkan
kemajuan olahraga ini dengan pemikiran ke depan, seandainya permainan bowling
menyebar di seluruh Indonesia, seandainya pebowling Indonesia mau ikut
bertanding ke luar negeri, tentu membutuhkan suatu wadah.
Maka atas prakarsa M. A.
Suganda dari perkumpulan Bowling Metropolitan bersama M. Q. Amirudin, diundang
semua klub untuk membicarakan pembentukan wadah. Tepatnya tanggal 6 Oktober
1970, klub yang hadir sepakat mendirikan suatu wadah organisasi yang diberi
nama Persatuan Bowling Indonesia disingkat PBI. JBC - Jakarta Bowling Center.
Sumber:Koni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar